Hakikat Seorang Sarjana
oleh : Hafidatul Hasanah
Kita tentu sudah tidak asing lagi mendengar kata
wisuda, wisuda adalah suatu proses pelantikan kelulusan
mahasiswa yang telah menempuh masa belajar pada suatu universitas
atau sekolah tinggi dan merupakan moment yang ditunggu-tunggu, karena peristiwa
tersebut menunjukkan bahwa kita telah berhasil menyelesaikan program studi yang
kita tempuh.
HI-Secara bahasa wisuda merupakan bahasa Indonesia serapan yang berasal dari bahasa
Sansekerta. Yang artinya amat suci, amat sempurna atau bersih. Jika dikaitkan
dengan arti tersebut, maka makna yang terkandung dalam kata wisuda adalah
seseorang yang diwisuda diharapkan menjadi insan yang sempurna, suci dan
bersih. Terlepas dari itu semua, wisuda (dalam lingkup akademis mahasiswa)
sebenarnya merupakan tonggak awal untuk memulai kehidupan dengan menerapkan
ilmu yang selama ini dipelajari. Jadi yang dimaksud selesai adalah
pendidikannya, tapi penerapan ilmunya barulah dimulai. Wisuda bukan hanya
prosesi pelantikan dan penyematan gelar semata (entah itu gelar lulusan,
alumni, sarjana apalah, ahli madya apalah, atau gelar lainnya). Tapi merupakan
penyematan tanggung jawab yang lebih besar. Ya tentunya tanggung jawab moral
akan ilmu yang selama ini diperoleh di bangku kuliah untuk diterapkan agar
berguna bagi diri sendiri maupun orang lain.
Namun apakah dengan kita diwisuda menunjukkan bahwa kita benar-benar telah berhasil? dan apakah kita sudah tidak memiliki tanggungan lagi karena telah menyelesaikan pendidikan kita?
Banyak dari orang-orang dekat kita, baik ia keluarga, sahabat, teman, atau mungkin istri/suami (bagi yang sidah berkrluarga) yang memberikan ucapan selamat, mendoakan baik itu secara simbolis dengan memberikan bunga, boneka dan sesuatu yang lain atau mendoakan secara langsung sebagai rasa bahagia dan syukur atas moment yang kita dapatkan. Hal ini menunjukkan bahwa seorang sarjana akan membutuhkan banyak dukungan dan doa karena akan menghadapi tantangan yang lebih besar, baik itu di masyarakat atau ketika terjun ke dunia kerja. Apakah kita akan menjadi sarjana yang hakiki atau sarjana yang hanya sekedar memiliki gelar namun tidak ada perkembangan dan kemajuan pada dirinya (naudzubillah). Sudah siapkah kita menjadi sarjana? Sedikitnya ada tiga macam sarjana:
- Sarjana Kampus: Sarjana yang bergelut dengan idealism, intelektual, dan karya ilmiah
- Sarjana masyarakat: Sarjana yang mengahabiskan waktunya untuk berjuang di tengah masayarakat
- Sarjana rumah tangga: Sarjana yang bisa mengantarkan anak dan istrinya semakin dekat kepada Allah SWT.
Sudah siapkah kita menjadi sarjana? karena
moment tersebut pasti akan kita hadapi sebagai mahasiswa, sehingga kita
dituntut agar selalu mempersiapkan diri untuk semakin baik dan menjadi lebih
dewasa dari sebelumnya.
Hal
yang harus kita ketahuai adalah bahwa wisuda hanyalah merupakan permulaan
lembaran kehidupan kita yang baru untuk menjadi seorang yang lebih dewasa,
lebih matang, dan lebih bisa mandiri. Mungkin saat masih kuliah masih ada yang
bermalas-malasan dan belum mempunyai rencana yang jelas untuk kehidupan di masa
depannya, sekarang bukanlah saatnya, jangan dibawa sikap-sikap tersebuat.
Sekarang adalah saatnya untuk bertindak untuk menjadi pejuang bagi masa depan,
berjuanglah karena itu sudah menjadi bagian dari diri kita. pantaskan diri kita
menyandang gelar Sarjana, Master bahkan doctor, karena akan lebih banyak
tanggungjawab yang akan kita hadapi dibandingkan dengan saat kita menjadi
mahasiswa. Kita akan dihadapkan dengan masyarakat yang beraneka ragam pemikiran
dan budaya, kita dituntut untuk memposisikan diri agar dapat berinterkasi
dengan baik ditengah mereka.
Tepat
pada tanggal 22 Oktober 2016 kampus kita, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang menyeleggarakan
prosesi wisuda Sarjana Strata 1 dan Magister, sungguh istimewa mereka yang
wisuda pada tanggal tersebut karena bertepatan dengan Hari Santri Nasional. Keistimewaan
juga mestinya terletak pada apa yang akan dilakukan setelah lulus. Orang boleh
saja berbangga diri dengan wisuda kelulusan dan segala prestasi yang
didapatkannya, tetapi janganlah berlebihan dan berlama-lama dengan itu karena
pembelajaran sesungguhnya baru saja dimulai. Jadilah sarjana yang berakhlak mulia, berakhlak santri yang menjadi
pedoman dan dapat menjadi contoh yang baik serta pengayom masyarakat, karena
hakikatnya menjadi sarjana adalah menjadi orang yang semakin tinggi akhlak dan
perilakunya, bukan sekedar tinggi ilmunya, sehingga dapat memberikan solusi
yang untuk masyarakat, bangsa dan negara.
Selamat kepada keluarga MSAA (ma’had Sunan Ampel Al-Aly) yang sudah lulus dengan baik, semoga ilmu yang kalian dapat menjadikan kalian lebih baik serta membawa banyak kebaikan di dunia dan akhirat, semoga dapat meraih cita-cita dan impian kalian di masa depan
picture from google.com
0 komentar: