Senin, 18 September 2023

Mengenal Ritme Perkembangan Manusia Dewasa


Istilah dewasa merupakan suatu masa dimana organisme manusia telah mengalami perubahan dan kematangan, artinya dewasa ini merupakan masa peralihan kanak- kanak menjadi pria atau wanita seutuhnya. Pada masa ini, manusia akan mengalami masa dimana ia telah menyelesaikan proses pertumbuhannya dan mengharuskan dirinya berkecinampung dengan masyarakat yang tentunya juga akan menjumpai banyak persoalan kehidupan yang akan dilaluinya. Dibandingkan dengan masa sebelumnya, masa dewasa ialah waktu yang paling lama dalam rentang kehidupan.[1]

Masa dewasa biasanya dimulai dari usia 18 tahun hingga kira-kira usia 40 tahun dan biasanya ditandai dengan selesainya pertumbuhan pubertas. Pada masa ini, individu akan mengalami suatu perubahan fisik dan psikologis tertentu bersamaan dengan masalah-masalah penyesuaian diri dan harapan-harapan terhadap perubahan tersebut. Dalam masa kedewasaaan dengan berakhirnya masa adolesensi ini, dapat dikenali ciri utamanya yaitu:

1.      Mampu mengaitkan realitas dunia luar yang objektif dengan kehidupan jiwanya sendiri

2.      Mampu mengendalikan dorongan dari dalam untuk diarahkan pada tujuan yang bermanfaat

Batas dari adolesensi tidak memiliki patokan yang jelas karena adanya berbagai bentuk ekspresif yang ditunjukkan dari masing- masing individu. Namun, kebanyakan adolesensi ini dapat dilihat dari seberapa matang pemikiran yang dihasilkan dari masa keremajaan. Proses kedewasaan ini biasanya tidak jauh melekat pada kesadaran diri terhadap taggungjawab atas dirinya sendiri. Seperti kesadaran untuk memilih jalan hidup yang akan ditempuh untuk menciptakan jati diri yang berguna di masa yang akan datang. Adanya rasa tanggung jawab atas dirinya ini berarti bahwa seseorang tersebut memahami arti norma susila dan nilai- nilai etis yang berlaku.

Setelah mengenal ciri adolesensi pada proses pendewasaan, maka perlu diketahui bahwa pendewasaan ini juga terdapat faktor- faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia dewasa. Menurut Elizabeth B. Hurlock, beliau membagi masa dewasa menjadi 3 bagian, yaitu[2]:

1.      Masa Dewasa Awal (Masa Dewasa Dini/ Young Adult)

Masa dewasa awal ialah masa pencarian kemantapan dan masa reproduktif yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas dan penyesuaian diri pada suatu hidup yang baru. Berkisar antara umur 21 sampai 40 tahun.

2.      Masa Dewasa Madya (Middle Adulthood)

Masa dewasa madya ini berlangsung dari umur 40 sampai 60 tahun. Ciri-ciri yang menyangkut pribadi dan sosialnya antara lain; masa dewasa madya ialah masa transisi, di mana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan perilaku masa dewasanya dan memasuki suatu periode dalam kehidupan dengan ciri-ciri jasmani dan perilaku yang baru. Pada masa ini, biasanya tingkat perhatian spiritual lebih besar dibandingkan dengan masa sebelumnya, dan terkadang minat dan perhatiannya kepada agama ini dilandasi kebutuhan pribadi dan sosial.

3.      Masa Dewasa Lanjut (Masa Tua/ Older Adult)

Usia lanjut ialah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dari umur 60 tahun sampai akhir hayat, yang ditandai oleh adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun. Adapun ciri-ciri yang berkaitan dengan penyesuaian pribadi dan sosialnya seperti adanya perubahan yang menyangkut kemampuan motorik, kekuatan fisik, perubahan dalam fungsi psikologis, perubahan dalam sistem saraf, dan style berpenampilan pun terkadang sudah berubah mengikuti usia.

Manusia merupakan makhluk hidup yang bisa tumbuh dan berkembang. yang mana indikator tumbuh berkembangnya manusia memiliki perubahan dan bentuk yang berbeda-beda. Namun, meski begitu ada tahapan- tahapan perkembangan manusia yang dapat kita kenali yakni terbagi menjadi beberapa fase, diantaranya yaitu masa dewasa atau masa dini, dimana menjadi masa produktif karena pada rentang usia ini merupakan masa-masa yang cocok dalam menentukan pasangan hidup, menikah, dan berproduksi.  Pada masa ini, organ reproduksi sangat produktif dalam menghasilkan keturunan. Kedua yakni masa dewasa madya atau middle adulthood. Pada masa dewasa madya, individu melakukan penyesuaian diri secara mandiri terhadap kehidupan dan harapan sosial. Dan yang terakhir yakni masa dewasa lanjut atau Older Adult. Pada masa ini kerap kali ditandai oleh adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun.



[1] Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan , (Jakarta: PT Kharisma Putra Utama, 2011) 245

[2] Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan , (Jakarta: PT Kharisma Putra Utama, 2011) 246- 248

 


Senin, 01 Februari 2021

Quotes Inspirasi kelima


 

“ Terlahir untuk berkarya, itulah fitrah manusia yang sebenarnya”

Setiap orang bisa berkarya sesuai dengan kemampuan yang ia bisa selama ia meiliki keinginan dan usaha. Berkarya, bukan hanya tugas orang-orang yang dianggap hebat saja. Melainkan, semua manusia yang dilabeli sebagai amkhluk yang sempurna sebab akalnya.

Quotes Inspirasi keempat


 

"Saat kita punya niat lain atau tidak ikhlas dalam melakukan suatu aktivitas, pada akhirnya pasti akan  kecewa."

Mengapa ? karena, kita tidak selalu bisa melakukan semuanya dengan sempurna. Tidak bisa juga memastikan upaya yang  kita lakukan akan dihargai.  Selain itu, kita juga tidak bisa menjamin  hasil yang nantinya didapatkan sesuai dengan harapan. Ikhlas yaitu menjadikan Ridho-Nya sebagai satu-satunya tujuan. Sehingga, ketika usaha dan karya kita dianggap tidak berharga, rasa kecewa  tidak akan  membuat kita berhenti melakukan yang terbaik di setiap keadaan. Karena, yang utama buat kita adalah penilaian-Nya bukan manusia atau hasil semata.

Quotes Inspirasi ketiga


 

"Rumput tetangga memang indah, tapi rumput sendiri jika dipupuk dengan benar, juga akan menghasilkan tanaman yang indah."

  Insecure, pada dasarnya tidak disebabkan karena kita tidak memiliki apa-apa. Akan tetapi, kita belum tahu apa yang kita punya dan cara memaksimalkannya. Sebab, kita terlalu fokus memperhatikan kelebihan oranglain sehingga seringkali berujung  menghakimi kekurangan diri sendiri. Padahal, setiap orang diciptakan istimewa dengan kelebihannya masing-masing. Hanya saja, ada yang menyadari kelebihan yang ia miliki kemudian dikembangkan dengan maksimal dan sebaliknya. Ada yang terlambat menyadari sehingga merasa tak punya apa-apa dan menganggap dirinya tidak berharga.

Jumat, 29 Januari 2021

PENGARUH MINIM PEMAHAMAN SYARI’AT DAN RASIO JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PENOLAKAN POLIGAMI

 Fadhil Achmad Agus Bahari

2016fadhil@gmail.com



    Poligami merupakan salah satu syari’at Islam yang mendapat penolakan keras oleh berbagai kalangan masyarakat, bahkan dari kalangan muslim sendiri. Oleh karena itu, menjadikan hal tersebut fenomena yang menarik untuk dikaji lebih lanjut, mengungkap sebab penolakan masyarakat dengan harapan dapat menjelaskan sikap yang proporsional menanggapi poligami di masa sekarang khususnya di Indonesia.

    Kajian ini merupakan kajian pustaka dan fenomena, sehingga diperlukan perpaduan dua macam pendekatan, yaitu pendekatan kualitatif melalui analisa sejarah pensyari’tan dan pendekatan kuantitatif melalui analisa poling dan fakta sosial dari lembaga survei dan Badan Pusat Statistik (BPS), kemudian mengkomparasikan kedua kesimpulan tersebut.

    Hasil kajian ini akan menunjukkan beberapa sebab fenomena penolakan poligami, yaitu: 1) Syari’at poligami oleh Islam adalah solusi masalah sosial kemasyrakatan, 2) Minimnya pengetahuan masyarakat tentang alur lintas sejarah pensyari’atan poligami, 3) Keseimbangan perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan Indonesia berimplikasi terhafap atmosfer penolakan poligami.

Kata kunci : Poligami, sejarah pensyari’atan, analisa poling.


Minggu, 24 Januari 2021

Quotes Inspirasi Kedua


" Kita harus memaksimalkan apa yang kita miliki" 
Tidak harus menunggu sempurna untuk bisa menjadi seseorang yang berguna.Bila kita tidak punya cukup harta yang bisa diberikan, masih ada dua tangan yang bisa kita gunakan untuk membantu oranglain. Bila kita tidak memiliki tenaga dan fisik yang sempurna untuk membantu sesama, masih ada hati yang bisa kita gunakan untuk memintakan kebaikan untuk mereka.

Quotes Inspirasi Pertama

MENGHORMATI&DIHOROMATI
 
  

 

"Hormatilah orang lain, maka kelak kamu akan dihormati juga. Jika kamu tidak dihormati, mungkin anak cucumulah yang akan dihormati oranga lain." 
Persis ya, seperti sebuah ungkapan "Apa yang kita tanam hari ini, itulah yang kan kita petik esok hari". Karena seperti yang kita tahu bahwa bentuk balasan yang akan kita dapatkan tak pernah bertentangan dengan perbuatan yang telah kita lakukan. Sebab, cara kita memperlakukan oranglain merupakan cerminan dari perlakuan yang kita inginkan.


 



 


Senin, 26 Oktober 2020

Millenial : Antara Tantangan dan Kebutuhan Mencintai Diri Sendiri

 

     “Self-love is the primary relationship you’ll have in your life. The more you develop this relationship the more fulfilling your life will be”. (Dr. Aaron Krasnow)

            Hidup sempurna dengan memiliki wajah dan tubuh yang indah, rumah mewah, dan memiliki segalanya adalah dambaan semua orang. Hidup dengan nyaris sempurna. Namun, dongeng tetaplah dongeng. Tidak akan ada pangeran berkuda putih yang datang dan mengubah kehidupanmu menjadi “live happily ever after”.

            Di era millenial seperti sekarang ini, kita dapat dengan mudah saling melihat kehidupan masing-masing melalui sosial media. Orang-orang memposting aktivitas, hobi, rumah, dan diri mereka dengan bebas. Lalu, mucullah masalah baru, dimana postingan di sosial media yang sebenarnya hanya merepresentasikan bagian kecil dari kehidupan seseorang, mejadi dambaan kehidupan orang lain. Kita berusaha untuk membuat diri kita setara atau terlihat sama dengan kehidupan orang lain yang terlihat lebih “sempurna” dari kita, padahal diri kita tidak mampu. Akhirnya, standar kesempurnaan yang dibuat oleh kita sendiri memperumit kehidupan yang memang sudah jatuh bangun kita merangkainya.

            Maka, hal ini kemudian menjadi tantangan tersendiri bagi generasi millenial. Di antara kecamuk batin dan keinginan-keinginan untuk tampil sesuai standar yang orang-orang buat, menjadi sumber kesenangan orang lain, menjadi kita dibawah tekanan yang pada akhirnya akan membuat kita stress dan hilang arti ketika tak dapat mewujudkannya. Kita butuh berhenti dan mulai untuk mencintai diri sendiri atau self-love.

            Mencintai diri sendiri adalah rasa penerimaan terhadap diri kita apa adanya. Kita menerima segala hal yang sudah diri kita miliki, entah itu strenght atau weakness, kita harus sadari bahwa semua itu adalah diri kita. Sama halnya ketika kita jatuh cinta pada seseorang, kita pasti selalu ingin menjaganya, memastikan kesehatannya, memastikan ia tidak terluka, dan memastikan ia selalu bahagia. Seperti itu pula mencintai diri sendiri. Keinginan untuk memeluk dan menerima diri kita harus menjadi prioritas dalam kehipuan masing-masing. Sebab bagaimanapun, sesempurna apapun kehidupan yang kita lihat dari orang lain, akan memiliki cacat yang berusaha mereka sembunyikan sendiri-sendiri.

            Hal ini selarasa dengan teori yang dikemukakan salah seorang psikiater Swiss, Carl Gustav Jung, yang terkenal dengan teori psikonalisisnya. Ia membagi diri manusia menjadi tiga level, persona, shadow,dan the self. Persona atau topeng adalah wajah yang ingin kita tampilkan pada dunia. Dengan kata lain, kita ingin menjadi seseorang dengan standar yang ditentukan mayoritas orang. Bahwa memiliki tubuh langsing, kulit putih, dan wajah mulus itu cantik. Bahwa selalu tertawa, tak pernah terlihat susah adalah tanda orang yang memiliki kehidupan yang sempurna. Padahal, jauh di dalam diri mereka, tersimpan memori buruk, kekhawatiran, ketakutan, dan hal tak menyenangkan lainnya yang ingin mereka sembunyikan dari selain mereka. Hal ini yang kemudian dinamakan shadow atau bayanga. Sebagaimana orang yang memakai topeng, bayangan dari diri yang sesungguhnya tersembunyi di balik topeng yang mereka kenakan. Di antara dua hal baik dan buruk ini, ada satu sisi dalam diri kita yang menjadi penengah. Menjadi malaikat bagi diri kita, yaitu the self atau penerimaan diri. Ia menjadi pengontrol diri. Seseorang yang sudah mencapai level ini, akan lebih menerima segala hal baik dan buruk dalam dirinya. Memeluk segala luka, dan lebih mudah pula mengapresiasi diri.

            Begitulah self-love dibangun. Mungkin, untuk memulai mencintai diri sendiri tidaklah semudah kedengarannya. Kita lebih mudah mencintai hal-hal indah, daripada hal buruk yang tampak dan nyata. Kita lebih mudah bahagia dengan pujian dan pengakuan dari orang lain. Kita menggantungkan kebahagiaan kita kepada orang lain, sehingga ketika mereka pergi, kita hancur dan patah. Perlahan, mulailah membuka pikiran, melihat lebih luas dan lebih dalam pada diri sendiri. Berhenti membandingkan kehidupanmu dengan kehidupan orang lain. Tentukan kebahagiaan, kebebasan, dan perkembanganmu atas hidupmu sendiri. Kamu yang lebih tahu dirimu. Setiap orang sedang berjuang dengan jalannya masing-masing. Tak mudah memang, tapi mari berjuang bersama. Apresiasi dirimu yang sudah bertahan denganmu sejauh ini. Love yourself J

 

            Widatul Fajariyah, a person, definitely a woman, who plants memories in her garden, whether it is sweet, or bitter sweet.

 

Senin, 19 Oktober 2020

BEDAH BUKU STRAWBERRY GENERATION KARYA PROF. RHEYNALD KASALI

 

CATATAN BEDAH BUKU

STRAWBERRY GENERATION KARYA PROF. RHEYNALD KASALI

RESEARCH AND DEVELOPMENT (RND)

7 OKTOBER 2020




A.   Biografi Penulis[diambil dari Wikipedia]

Prof. Rhenald Kasali, Ph.D. (lahir di Jakarta13 Agustus 1960; umur 60 tahun) adalah akademisi dan praktisi bisnis asal Indonesia. Ia juga merupakan guru besar bidang Ilmu manajemen di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Rhenald Kasali dikukuhkan sebagai guru besar pada 4 Juli 2009.

Karier dan Kehidupan

Rhenald Kasali adalah dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Selain bergerak sebagai akademisi, pria bergelar Ph. D. dari University of Illinois ini juga produktif menulis. Buku-buku yang ditulisnya selalu menjadi perhatian kalangan bisnis dan dikoleksi oleh banyak orang dan hampir semua bukunya menjadi best seller.

Berikut beberapa buku yang telah ditulis Prof. Rhenald Kasali .

·         Sembilan Fenomena Bisnis - 1997

·         Membidik Pasar Indonesia: SegmentasiTargeting dan PositioningGramedia Pustaka Utama (1998)

·         Sembari Minum Kopi Politiking di Panggung Bisnis, Gramedia Pustaka Utama

·         Sukses Melakukan Presentasi, Gramedia Pustaka Utama (2001)

·         Change!, Gramedia Pustaka Utama (2009)

·         Recode Your Change DNA, Gramedia Pustaka Utama (2007)

·         Mutasi DNA Powerhouse, Gramedia Pustaka Utama (2008)

·         Wirausaha Muda Mandiri, Gramedia Pustaka Utama (2010)

·         Myelin: Mobilisasi intengibles sebagai kekuatan perubahan, Gramedia Pustaka Utama (2010). Buku ini menjadi rujukan perusahaan-perusahaan besar di Indonesia

·         Cracking Zone, Gramedia Pustaka Utama (2011)

·         Cracking Value, Gramedia Pustaka Utama (2012)

·         Camera Branding, Gramedia Pustaka Utama (2013)

·         Lets Change - Kepemimpinan, Keberanian, dan Perubahan, Penerbit Buku Kompas (2014)

·         Self Driving, Mizan Publishing (2014)

·         From One Dollar to Billion Dollars Company, Penerbit Buku Kompas (2014)

·         Agility: Bukan Singa yang Mengembik, Gramedia Pustaka Utama (2015)

·         Change Leadership, Non-finito, Mizan (2015)

·         Reinventing, Mizan (2016)

·         Curse To Blessing, Mizan (2016)

·         Baper, Naora Books (2017)

·         Disruption, Gramedia Pustaka Utama (2017)

·         Strawberry Generation, Mizan (2017)

·         Tomorrow Is Today, Mizan (2017)

·         Self Disruption, Mizan (2018)

·         The Great Shifting, Gramedia Pustaka Utama (2018)

·         #MO, Mizan (2019)

Selain mengajar di Universitas Indonesia, ia juga menjadi dosen terbang di Program Magister Manajemen Universitas Sam RatulangiUniversitas TanjungpuraUniversitas Udayana, dan Universitas Lampung.

Pemikiran

Bagi Rhenald, bisnis adalah perihal membuat sesuatu menjadi hal yang luar biasa, itulah bisnis. Dalam pengembangkan bisnis, ia menegaskan bahwa pola pikir kewirausahaan (entrepreneurship) diperlukan, bukannya keberuntungan (luck). Rhenald mengatakan bahwa kewirausahaan bukanlah ada sendiri, tetap harus diciptakan.

Baginya, keberuntungan sebenarnya adalah ketika kesempatan bertemu dengan persiapan. Artinya, keberuntungan sendiri tampaknya mempunyai sifat yang sama dengan kewirausahaan yang pada dasarnya “diciptakan”. Keberuntungan tidak akan datang dengan sendirinya. Keberuntungan ada karena ada usaha sebelumnya. Dari sinilah dapat dipahami betapa pentingnya latihan yang terus menerus dan pantang menyerah oleh mereka yang ingin terjun dalam dunia bisnis.

Akan tetapi, seorang wirausahawan (entrepreneur) harus melakukan reinvestasi. Baginya, tujuan orang berwirausaha bukan untuk menjadi kaya, karena kaya hanyalah akibat. Rhenald menyatakan bahwa seorang wirausahawan yang hanya menjadikan kekayaan sebagai tujuan utama dalam berwirausaha adalah bentuk pengkhianatan terhadap kewirausahaan.

Dalam buku terbarunya, Myelin: Mobilisasi Intengibles sebagai Kekuatan Perubahan (Gramedia Pustaka Utama, 2010)Rhenald menyatakan bahwa myelin (muscle memory) sebagai faktor penting untuk menjembatani gagasan yang dihasilkan "brain memory" bisa sampai di tujuan dengan "mengendarai" myelin yang terlatih. Artinya, tidak ada keraguan atas kecerdasan sumber daya manusia Indonesia. Sebagai contoh, sudah banyak anak-anak Indonesia yang memenangi olimpiade fisika atau matematika dunia. Namun, Rhenald menegaskan bahwa pengetahuan saja tidaklah cukup untuk meraih kesuksesan. Kunci kesuksesan adalah terus berlatih. Semakin sering berlatih maka jaminan untuk sukses semakin nyata.

B.   Epistemologi Buku Strawberry Generation

1.    Judul – Why Must Be ?

Penulis memilih judul Strawberry Generation karenan melihat generasi sekarang seperti buah strawberry, strawberry itu indah, tapi dia mudah terkoyak lalu hancur. Begitu halnya dengan generasi sekarang yang lebih mengikuti style kekinian yg indah tapi tidak bermental baja, mereka tidak mampu menghadapi masalah, mudah menyerah, dan hancur di pecundangi dunia

2.    Latar Belakang – How Could Be ?

Buku ini menjelaskan tentang potret atau gambaran tentang generasi sekarang yang serba enak, serba praktis. Lewat buku ini, penulis berkeinginan untuk bisa memperbaiki nasib generasi muda Indonesia agar tidak menjadi generasi yang cantik tapi lembek.

3.    Ide – What Does The Writer Think ?

Ide penulis dalam buku ini yaitu menggambarkan generasi yang lebih maju dari sebelumnya yang mana ia memiliki segala hal yang menunjang kehidupannya tetapi menjadikan jiwa materialistis selain itu penulis menyampaikan ide bagaimana cara menghadapi tantangan kehidupan bagi generasi yang memiliki mindset rendah.

4.    Metode Penulisan – How does the writer build ?

Buku Strawberry Generation ini ditulis dengan metode kualitatif deskriptif dengan analisis hermeneutis. Metode kualitatif merupakan metode analisis yang berbasis data yang diambil dari fenomena kehidupan manusia yang alamiah dan menggunakan teknik penulisan naratif. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan metode hermeneutis mendalam untuk menginterpretasikan objek kajian. Hermeneutis biasa dipakai dalam menganalisis teks-teks al-Qur'an, filosofi, dan kesusastraan.

5.    Sumber - Where is the content from ?

Penulis mendapatkan ide-ide yang dituangkan dalam buku ini bersumber pada dua hal dasar. Yakni fakta-fakta yang didapat penulis di lingkungan sekitarnya. Dan juga fakta kebiasaan dari negara lain untuk dibandingkan dengan yang ia temui di lingkungannya.

6.    Tujuan – What Does The Writer Want ?

Dalam buku ini, penulis berharap dg buku ini bisa memperbaiki nasib generasi muda di Indonesia untuk menjadi pribadi yang tidak hanya tampak Indah tapi juga kuat dan tangguh, karena apa yg telah membudaya bisa dirubah jika kita memiliki keyakinan yg kuat untuk bisa merubahnya.

7.    Rekomendasi – Whom Are The Recommended Reader ?

Buku ini sangat direkomendasikan untuk semua kalangan, mulai dari akademisi hingga ibu rumah tangga. Khusunya bagi mereka yang ingin menjadi sosok yang lebih tangguh dan berkarakter kuat.